ANTARA - Mancanegara |
Iran kembali tolak permintaan AS pulangkan pesawat mata-mata Posted: 17 Dec 2011 06:16 PM PST Berita Terkait Video "Iran menguasai satu pesawat tak berawak AS tersebut dan Dewan Keamanan Nasional Agung Iran berhak untuk memutuskan nasib pesawat itu," kata Salehi dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita resmi Iran, IRNA. Media Iran melaporkan awal bulan ini bahwa militer Iran menembak jatuh satu pesawat siluman RQ-170 Amerika Serikat di Iran timur setelah diketahui melanggar perbatasan. Televisi pemerintah kemudian menunjukkan rekaman pesawat tak berawak itu. Namun, para pejabat AS membantah bahwa pesawat itu dirontokkan oleh Iran, dan menegaskan bahwa pesawat itu jatuh karena masalah mekanis. Salehi pada Sabtu mengatakan terserah Amerika Serikat bersedia atau tidak mengakui hal tersebut tapi angkatan bersenjata Iran berhasil membuat pesawat canggih itu rontok di tanah dengan sedikit kerusakan. Presiden AS Barack Obama meminta Iran pada Senin untuk menyerahkan kembali pesawat tersebut, namun Iran telah menolak permintaan itu beberapa kali, dan menegaskan bahwa pesawat itu "milik Iran." Salehi juga menekankan bahwa Iran akan menindaklanjuti kasus "invasi" AS di wilayah udaranya itu dan akan membela hak-hak bangsa. Iran sudah mengajukan surat protes kepada Sekretaris Jenderal PBB, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok, kata menteri luar negeri. Dia juga menyerukan negara-negara tetangganya untuk tidak membiarkan Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan wilayah mereka untuk menghadapi Iran. Iran telah memanggil duta besar Afghanistan untuk Teheran guna mendesak Kabul tidak membiarkan wilayahnya digunakan oleh kendaraan-kendaraan udara AS untuk menghadapi Iran, katanya. Editor: Aditia Maruli COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
Iran bebaskan tersangka mata-mata Posted: 17 Dec 2011 04:55 PM PST Kuwait City (ANTARA News) - Dua orang Kuwait yang ditahan oleh pemerintah Iran sejak bulan lalu atas tuduhan mata-mata, telah dibebaskan pada Sabtu, kata Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Al-Khaled Hamad As-Sabah. Sheikh Khaled mengatakan, amir Kuwait mengirimkan pesawat untuk membawa pulang dua warganya itu dari Ahvaz, ibu kota Provinsi Khuzestan Iran. Adel Al-Yahya dan Raed Al-Majid ditangkap di kota barat daya Iran Abadan pada 13 November oleh petugas keamanan yang menuduh mereka masuk secara ilegal dan melakukan mata-mata. Kuwait membantah tuduhan itu dan memanggil duta besar Iran, mendesak mereka segera membebaskan warganya. Kuwait mengatakan pada Mei tahun lalu bahwa pihaknya merusak sel spionase yang bekerja untuk elit Kesatuan Pengawal Revolusi Islam Iran, namun tuduhan itu dibantah oleh Teheran. Hubungan antara kedua negara Teluk itu memburuk setelah pengadilan pidana Kuwait menghukum mati dua orang Iran dan seorang Kuwait dihukum sebagai mata-mata pada Maret. Kalimat itu menyebabkan saling balas pengusiran duta besar dan diplomat, yang kembali ke pos mereka masing-masing dua bulan kemudian setelah upaya bilateral dilakukan untuk meredakan ketegangan. Editor: Aditia Maruli COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar