Rabu, 21 Desember 2011

KOMPAS.com - Nasional

KOMPAS.com - Nasional


Paramedis PMI Rawat Suku Anak Dalam

Posted: 21 Dec 2011 08:07 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam paramedis dari Palang Merah Indonesia (PMI) mendatangi kelompok Suku Anak Dalam, dari Pulau Padang, Riau, Rabu (21/12/2011) malam ini sekitar pukul 22.00. Kelompok itu hampir dua minggu ini bermalam di depan gedung DPR RI,

Mereka memeriksa kondisi para petani, termasuk Busroh (47) dan Purwati (47), yang kondisinya sempat turun tadi malam.

Ari Purnama, salah seorang paramedis PMI, menyatakan telah melakukan pertolongan darurat. Secara umum kondisi warga Pulau Padang itu lemah dan banyak yang pusing.

Apalagi mereka yang mulutnya dijahit kekurangan nutrisi. Sejak menjahit mulutnya sendiri sebagai protes atas keluarnya izin operasi hutan tanaman industri, warga hanya minum susu dan sari kacang hijau. "Mereka juga kena angin malam," kata Ari.

Ia mengatakan, usai pemeriksaan, PMI memberikan obat-obat untuk pusing dan maag. PMI datang dengan dua ambulans. Namun, ternyata tidak ada warga yang perlu dibawa.

Sementara Binbin Firman, koordinator aksi, mengatakan, kondisi Busroh dan Purwati telah membaik. Dua warga yang lain yaitu Husni dan Ucok sempat dirawat di rumah sakit, kemarin.

"Pak Husni sudah 70 tahun. Ucok sempat masuk UGD, sekarang sudah di sini lagi," kata Binbin.

Suku Anak Dalam (SAD) mempersoalkan masalah Hak Guna Usaha (HGU) PT Bangun Desa Utama/BDU (kemudian menjadi PT Asiatik Persada) yang mencakup 3.614 hektar tanah adat SAD 113.

Warga menunggu janji Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang akan menyelesaikan masalah itu. Mereka berharap tanah adat SAD yang saat ini masih ditempati 63 keluarga, tetap menjadi milik mereka.

Full content generated by Get Full RSS.

Suku Anak Dalam Butuh Bantuan Medis Darurat

Posted: 21 Dec 2011 06:18 AM PST

Aksi Jahit Mulut

Suku Anak Dalam Butuh Bantuan Medis Darurat

Edna C Pattisina | Agus Mulyadi | Rabu, 21 Desember 2011 | 20:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua petani yang tergabung dalam Kelompok Suku Anak Dalam (SAD), yang hampir dua minggu ini bermalam di depan gedung DPR RI dan sudah tiga hari menjahit mulutnya, nyaris hilang kesadaran, Rabu (21/12/2011) pukul 19.00 WIB ini.

"Mereka butuh bantuan medis segera. Kami mengharapkan ada relawan dokter yang memeriksa kondisi mereka saat ini, apakah perlu dipaksa ke rumah sakit atau cukup diinfus di tempat," kata Binbin Firman, koordinator aksi.

Kedua orang yang nyaris tidak sadarkan diri tersebut adalah Busroh (47) dan Purwati (47). Busroh diketahui memiliki riwayat sakit ginjal sejak lama.

Sementara Purwati menderita sakit maag kronis. Keduanya menjahit mulut sendiri hari Senin lalu, tanpa pendampingan medis.

"Mereka tidak mau dibawa ke rumah sakit," kata Binbin.

Pertolongan sementara kepada mereka diberikan minuman isotonik dan makanan instan. Menurut Binbin, pihaknya membutuhkan pertolongan medis segera agar kondisi kedua korban bisa teratasi. "Kami bisa dihubungi di nomor 08159761693," katanya.

Suku Anak Dalam (SAD) mempersoalkan masalah Hak Guna Usaha (HGU) PT Bangun Desa Utama/BDU (kemudian menjadi PT Asiatik Persada) yang mencakup 3.614 hektar tanah adat SAD 113.

Warga menunggu janji Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang akan menyelesaikan masalah itu. Mereka berharap tanah adat SAD yang saat ini masih ditempati 63 keluarga, tetap menjadi hak mereka

Full content generated by Get Full RSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar