Kamis, 22 Desember 2011

KOMPASentertainment

KOMPASentertainment


Didi Petet Terkenang "Heureuy" Kang Aom

Posted: 22 Dec 2011 09:03 PM PST

BANDUNG, KOMPAS.com -- Aktor Didi Petet, yang terlihat hadir di rumah duka Aom Kusman, menyebut Kang Aom sebagai seniman besar. "Sangat Jawa Barat. Kental sekali nilai-nilai budaya Jawa Baratnya. Betul-betul luar biasa," ujarnya saat ditemui di rumah duka di daerah Buahbatu, Jumat (23/12/2012).

Didi Petet mengenal Aom Kusman sebagai seniman yang serba bisa. "Seniman yang bisa melakukan banyak hal. Talentanya banyak. Mulai dari ngelawak, MC, sampai akting. Sampai akhir hayatnya tetap luar biasa," katanya.

Banyak sekali kenangan yang dialami Didi Petet bersama kang Aom. "Heureuy-nya terutama. Khas sekali. Pernah enam bulan lalu Kang Aom tiba-tiba telepon saya. Malam-malam. Terus nanya 'Di, maneh geus nyaho can Broery geus maot?' (Di, kamu sudah tahu belum kalau Broery sudah meninggal?). Banyak juga heureuy lainnya," ujar Didi.

Aom Kusman (63) meninggal di rumahnya di Jalan Rajamantri Tengah setelah lama mengidap diabetes. Aom meninggalkan seorang istri, Popi Sewu (60), dua orang anak, Sylvie Salvia (35) dan Bugie Bagus Priadi Nurlatif Kusman Kartanegara (32), serta lima orang cucu.

Jenazahnya kini tengah disemayamkan di rumah duka di Jalan Rajamantri Tengah, Buahbatu, Bandung. Dan selanjutnya akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Garut.

Aom Kusman Kartanagara yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 24 Juni 1946 pernah bergabung dalam grup lawak tahun 1970-an dan 1980-an, De'Kabayan, bersama Kang Ibing, Ujang, Sofyan Hargono dan Suryana Fatah (atau lebih dikenal dengan nama Babah Holiang). (cc)

Heureuy-nya terutama. Khas sekali. Pernah enam bulan lalu Kang Aom tiba-tiba telepon saya. Malam-malam. Terus nanya Di, maneh geus nyaho can Broery geus maot?

Full content generated by Get Full RSS.

KLa Project Bantu Pengamen Masuk Industri Musik

Posted: 22 Dec 2011 08:47 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com -- Kisah pemusik yang berawal dari penyanyi jalanan memang bukan cerita baru. Tapi, kisah Arsyla Band jadi lain karena mereka masuk ke industri musik Indonesia dengan dijembatani oleh salah satu grup ternama Indonesia, KLa Projet.

Arsyla Band merupakan grup pengamen yang terdiri dari Abonk (vokal), Bombom (drum), dan Ninyo (bas), serta Benny dan Kiki (gitar). Mereka biasa mangkal di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur. Rupiah demi rupiah mereka kumpulkan untuk menembus industri musik. Perlahan mereka membuat demo di Warna Musik, studio milik Adi Adrian.

Dari situ pemain keyboard KLa Prpject tersebut tertarik akan bakat yang dimiliki oleh Arsyla. "Mereka buat demo di studio saya. Mereka sewa studio, jalani rekaman segala macam, wah seru juga. Produktif dan waktu mengerjakan mereka enggak kayak band baru. Lancar-lancar aja, langsung bisa memainkan, padahal pertama kali rekaman. Mereka punya talent, saya lihat," cerita Adi ketika ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (22/12/2011) malam.

KLa Corporation, yang sedang mencari artis musik baru, resmi mengajak Arsyla Band bergabung pada Agustus 2011. Adi, yang menjadi produser musik Arsyla, mengaku tidak banyak mengubah musik Arsyla Band, karena lagu-lagu ciptaan mereka sudah empuk di telinga.

Arsyla Band meluncurkan dua single perdana mereka, "'4ku Gil4" dan "Tanpa Cintamu". Lagu-lagu tersebut tak asing di telinga sebagian penumpang bus kota, karena sudah sering dibawakan oleh sejumlah pengamen lainnya. "Cita-cita semua pengamen, masih tetap menjadi cita-cita Arsyla, yaitu ingin menghibur dengan ikhlas," ujar Abonk.

Full content generated by Get Full RSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar