ANTARA - Peristiwa |
Pendaki Gunung Lawu ditemukan tewas di puncak Posted: 23 Dec 2011 06:48 AM PST Magetan (ANTARA News) - Seorang pendaki, Muhammad Ardian (18), warga Kabupaten Kediri, Jatim, yang dikabarkan hilang saat mendaki Gunung Lawu, akhirnya ditemukan oleh tim SAR dalam keadaan tewas di sekitar puncak gunung setempat. Jenazah korban berhasil dievakuasi dari tempatnya ditemukan di Hargo Puruso, sekitar puncak Gunung Lawu, Hargo Dumilah, pada Jumat (23/12) pukul 17.00 WIB. Oleh tim SAR, korban diturunkan melalui jalur pendakian Cemoro Kandang, Karanganyar, Jawa Tengah. "Setibanya di pos pendakian Cemoro Kandang, jenazah korban langsung dilakukan visum luar. Hasilnya, korban tewas akibat hipotermia," ujar salah seorang anggota tim SAR gabungan asal Magetan, Wawan, Jumat. Berdasarkan informasi dari tim SAR, pendaki warga Perum Wisma Asri B/16, Kabupaten Kediri, tersebut, dilaporkan mendaki Gunung Lawu bersama 21 temannya yang tergabung dalam Mahasiswa Pencita Alam (Mapala) Garba Wirabuana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Para mahasiswa ini mendaki sejak tanggal 16 Desember 2011. Namun, hingga acara pendakian tanggal 22 Desember selesai, korban terpisah dan belum ditemukan. "Beberapa rekannya kemudian melapor ke pos pendakian Cemoro Kandang, Karanganyar, untuk dilakukan pencarian dan evakuasi," kata Wawan. Diduga, kondisi tubuh korban sudah tidak tahan lagi dengan cuaca dingin yang terus menyerangnya sejak tanggal 16 Desember 2011. Apalagi, sejak beberapa hari terakhir, cuaca buruk melanda kawasan Gunung Lawu yang memiliki ketinggian 3.265 dari permukaan laut tersebut. Sekitar 40 orang anggota tim SAR sebelumnya telah diberangkatkan melalui pos pendakian resmi Cemoro Kandang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, untuk mencari dan mengevakuasi korban. Setelah dilakukan evakuasi dan visum luar, jenazah korban langsung diantar pulang ke Kabupaten Kediri melalui jalur Magetan dengan satu mobil ambulans. Pengiriman jenazah korban ke kampung halamannya diiringi sejumlah teman kampusnya dan empat rekan dari Anak Gunung Lawu (AGL) yang juga anggota dari tim SAR. Kapolsek Plaosan, Polres Magetan, AKP Setyo Wiyono, membenarkan jika korban pendaki tersebut telah berhasil dievakuasi dan dikirim ke tempat asalnya. "Proses evakuasi berjalan lancar. Sementara, jalur pendakian Cemoro Sewu, Magetan, masih ditutup akibat cuaca buruk yang melanda puncak Lawu. Kami imbau, para pendaki untuk tidak nekat mendaki saat cuaca seperti ini," katanya. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
Danlanud: evakuasi Sriwijaya Air diupayakan Jumat malam Posted: 23 Dec 2011 06:14 AM PST Berita Terkait "Diusahakan malam ini badan pesawat bisa dievakuasi, saat ini sedang dilakukan persiapan-persiapan," kata Abdul Muis di sela memantau proses evaluasi, Jumat malam. Menurut dia, saat ini sedang dilakukan perbaikan dan pemasangan roda belakang, sedangkan roda depan sudah bisa terpasang. "Setelah roda terpasang maka nanti badan pesawat akan ditarik dengan alat berat, kemungkinan akan ditarik dengan dua alat berat," katanya. Ia mengatakan, selain melakukan perbaikan terhadap roda pesawat agar memudahkan untuk ditarik, sejumlah petugas juga melakukan "land clearing" atau pembersihan area menuju "taxi way". "Area juga dilakukan pembersihan dan diperkeras agar mudah saat menarik badan pesawat hingga ke `taxi way`," katanya. Abdul Muis mengatakan, evakuasi badan pesawat ini diharapkan bisa selesai sebelum Natal 2011 ini. "Mudah-mudahan malam ini selesai, namun semua akan ditangani dari PT Sriwijaya, kami hanya mensuport saja dan membantu peralatan yang dibutuhkan untuk evakuasi, namun ada juga peralatan yang harus didatangkan dari luar," katanya. Sriwijaya Air tergelincir dan terperosok di sisi timur landasan pacu Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Selasa Sore sekitar pukul 17.10 WIB. Pesawat jenis Boeing 737-300 tersebut membawa penumpang sebanyak 118 dewasa, tujuh anak-anak dan empat bayi. Sriwijaya Air berangkat dari Jakarta sekitar pukul 13.45 WIB dari Jakarta. Seharusnya pesawat tersebut mendarat di Adisutjipto, namun karena saat itu bandara ditutup karena cuaca buruk dan jarak pandang hanya 500 meter maka dialihkan ke Surabaya. Kemudian di Surabaya isi bahan bakar dan berangkat lagi menuju di Yogyakarta," katanya. Sebenarnya pesawat Sriwijaya Air direkomendasikan mendarat di Adisutjipto pukul 17.05 WIB, namun karena saat ada pesawat Garuda yang mendarat maka kemudian baru pukul 17.13 WIB Sriwijaya Air bisa mendarat. Namun saat melukan pendaratan pesawat Sriwijaya tidak terkendali dan pesawat tidak bisa direm secara, sehingga terus melaju ke sisi timur landasan dan tergelincir di sisi kiri landasan dan terperosok di area rumput baru pesawat bisa berhenti. Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from ANTARA News - Nasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar