Rabu, 21 Desember 2011

Republika Online

Republika Online


Dago Pakar, Tujuan Wisata Petualang

Posted: 21 Dec 2011 07:27 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID - Salah satu fokus wisata di wilayah Bandung Raya adalah Taman Huan Raya Djuanda. Kawasan konservasi seluas 600 hektar ini terletak di daerah Cicadas, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Di sini terdapat lebih dari 2.500 jenis tanaman yang menjadi paru-paru Bandung.

Taman Hutan Raya Djuanda diresmikan oleh Presiden RI pada 1985. Hutan ini dinamakan demikian untuk menghormati seorang insinyur Teknik Sipil yang berkontribusi besar pada negara, Ir H. Djuanda. Salah satu jasanya yang terkenal adalah Deklarasi Djuanda pada 1957. Dalam deklarasi tersebut disebutkan seluruh perairan di sekitar dan di antara pulau-pulau di Indonesia adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari daratan dan berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia. Deklarasi ini kemudian dijadikan konsep wawasan nusantara.

Di taman yang dikenal dengan nama Dago Pakar ini pengunjung dapat mempelajari berbagai situs sejarah yang disimpan di Museum Djuanda. Museum ini terletak di dalam kompleks Taman Hutan Raya Djuanda. Di lokasi ini juga terdapat Goa Jepang dan Goa Belanda yang letaknya berdekatan.

Goa Jepang merupakan goa buatan yang dibangun pada 1942. Goa ini dibuat Jepang sebagai tempat pertahanan dan perlindungan tentara Jepang dari sekutu. Goa ini tidak terlalu lebar, hanya sekitar 20 meter, namun memanjang sekitar 70 meter. Tinggi lengkungannya mencapai 5 meter Di beberapa titik terdapat lubang-lubang kecil setinggi 1,5 meter yang berfungsi sebagai ventilasi udara.

Tekstur goa ini cenderung kasar dan lantainya dibiarkan dari tanah. Goa ini berbeda dengan Goa Belanda yang terletak 300 meter setelahnya. Goa ini cenderung lebih 'rapi' dan teksturnya lebih halus. Goa ini pun lebih luas dan lebih tua dibandingkan Goa Jepang. Dibangun pada 1918, goa ini berfungsi sebagai markas militer, gudang senjata, dan pembangkit listrik tenaga air. Di jalan utama di dalam goa terdapat rel yang digunakan sebagai jalur kereta pengangkut barang.

Tidak puas hanya melihat pemandangan pepohonan dan patahan Lembang saja, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan menuju empat curug yang ada di wilayah konservasi tersebut. Namun pengunjung harus menyiapkan stamina yang kuat untuk mencapai lokasi-lokasi air terjun tersebut. Satu kilometer dari lokasi goa terdapat Curug Koleang. Curug Kidang dapat diakses dengan berjalan kaki satu kilometer dari curug pertama. Kemudian terdapat Curug Lalay di kilometer ketiga dan Curug Omas dapat diakses dengan total jarak lima kilometer bila dihitung dari Goa Belanda.

Bagi yang senang berpetualang, berjalan kaki di trek joging menuju Curug Omas adalah kegiatan yang cukup menantang. Pengunjung akan mencapai air terjun tersebut dengan waktu 1,5 hingga 2 jam. Namun keletihan tersebut terbayarkan dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang menyehatkan mata. Di sepanjang perjalanan pengunjung juga akan disapa oleh penghuni-penghuni hutan raya yang ramah, monyet-monyet hutan. Bagi yang tidak ingin berlama-lama, pengunjung dapat menunggu ojek yang sesekali melintas di jalur trek tersebut. Namun pengunjung harus pandai-pandai menawar harga.

Curug Omas sebetulnya bukanlah air terjun yang tinggi, hanya 30 meter. Namun di sini pengunjung dapat berpiknik sambil menikmati suara air yang jatuh dari ketinggian 30 meter yang berbaur dengan kicauan burung. Bagi yang membawa makanan sendiri, pengunjung dapat menggelar tikar di taman rumput yang ada. Namun bagi yang lupa membawa bekal, di taman tersebut tersedia warung-warung kecil yang menyediakan berbagai makanan. Jangan lupa untuk membuang sampah pada tempatnya.

Dari Curug Omas pengunjung bisa langsung menikmati kolam air panas di wisata Maribaya. Di sini juga disediakan kolam air dingin bagi anak-anak. Yang tidak senang berenang bisa mencoba alternatif lain, berkuda. Nah, berkunjung ke Bandung tidak melulu untuk makan dan beli baju, bukan?

Full content generated by Get Full RSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar