Rabu, 14 Desember 2011

Republika Online

Republika Online


Bermain sambil Belajar di Science Center Trans Studio Bandung

Posted: 14 Dec 2011 07:15 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Taman bermain tidak melulu menyuguhkan permainan hura-hura. Beberapa taman bermain juga memiliki wahana untuk menambah ilmu pengetahuan, khususnya bagi mereka yang selalu ingin tahu.
 
Science Center di Trans Studio Bandung merupakan salah satu wahana tersebut. Wahana semua umur ini menyediakan berbagai percobaan dan simulasi yang sehari-hari terjadi di sekeliling kita. Wahana yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, pekan lalu ini terdiri dari empat tema keilmuan, yaitu kimia, biologi, matematika, dan fisika. Seluruh percobaan dan simulasi dibuat sedemikian rupa sehingga anak SD pun dapat menikmatinya.

Tema pertama adalah Kimia. Di sini pengunjung bisa mencoba berbagai percobaan kimia yang aman dilakukan. Salah satunya adalah bagaimana soda kue mampu membuat kue menjadi mengembang.
 
Di zona biologi, terdapat berbagai macam percobaan dan simulasi yang berhubungan dengan makhluk hidup. Di sini kita bisa mengetahui seperti apa wajah kita 20 tahun lagi, bagaimana caranya membedakan umur seseorang dari komposisi tulangnya, dan mengenal berbagai macam suara dan perbedaannya.
 
Masuk ke zona matematika, kita tidak memerlukan kalkulator untuk mendapatkan berbagai jawaban. Pengunjung akan mengalami berbagai pengalaman yang selama ini hanya didapat melalui teori. Misalnya, pendulum pasir yang bila diarahkan dengan kecepatan tertentu akan bergerak membentuk pola tertentu. Kita juga akan mengetahui bagaimana sebuah kurva bisa berdiri tegak tanpa penyangga dan perekat, serta berbagai permainan lain untuk mengasah otak.
 
Fisika biasanya dianggap memusingkan bagi banyak siswa. Namun, zona fisika Science Center ini menjawab kebingungan itu. Jika masih tidak percaya petapa India tidak pernah terluka ketika tidur di atas paku, di wahana ini pengunjung bisa membuktikannya sendiri. Di sini juga terdapat harpa tak berdawai yang siap menghasilkan musik yang indah. Bagi yang menyukai ilmu bumi, terdapat simulasi pergerakan bumi dan bagaimana proses terjadinya angin tornado.

Full content generated by Get Full RSS.

Para Ahli Bilang Hujan-hujanan tak Sebabkan Masuk Angin

Posted: 14 Dec 2011 05:30 PM PST

REPUBLIKA.CO.ID, Ingin menghindari masuk angin, jangan tinggal di dalam rumah. Begitu yang disarankan oleh ahli penyakit menular, Profesor Peter Collignon. Beberapa anggapan yang mengatakan bahwa cuaca dingin dan hujan di luar bisa menyebabkan sakit, ternyata sudah dianggap sebagai 'ajaran' kuno.
 
"Anggapan bahwa lebih baik tinggal di dalam rumah ketika cuaca luar sedang dingin bukan hanya salah, namun berbahaya," ujar pria yang juga direktur Penyakit Infeksi di Australian National University di Canberra.
 
Ia menganggap orang yang berada di dalam rumah justru lebih berpotensi untuk sakit. Menurutnya, bukan kondisi cuaca yang membuat seorang menjadi sakit. Namun, ia menganggap respon terhadap suhu dingin itulah yang menyebabkan sakit. Di dalam ruangan, virus justru lebih berpotensi untuk tersebar.
 
"Mereka yang tinggal di dalam rumah juga kurang mendapatkan vitamin D karena mereka tidak mendapatkan sinar matahari," ujar dia.
 
Dua profesor ahli penyakit menular di Australia mengatakan orang-orang yang pergi ke luar saat cuaca dingin dan hujan mendapatkan lebih banyak vitamin D sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk sakit flu.
 
Pakar lain, dari University of Sydney, mengingat percobaan yang dilakukan di Inggris beberapa tahun yang lalu. Profesor David Isaacs menceritakan bagaimana para peneliti dari Research Unit Common Cold di Salisbury menempatkan relawan di sebuah kolam renang di tengah musim dingin dan ternyata mereka tidak pilek.
 
"Dingin itu tidak menyebabkan anda menjadi demam," katanya. "Stres karena berada di dalam ruangan yang penuh sesak, jauh lebih berbahaya," ujar Isaacs.
 
Penelitian ini turut diamini oleh beberapa ibu. Miami Hazell, salah seorang ibu mengatakan anaknya menderita asma dan paru-paru kronis. Sang anak justru mendapat keuntungan ketika berada di luar ketika sedang hujan dan cuaca dingin.
 
Pengalaman serupa juga dialami oleh Annette Sage. Ibu ketiga anak ini berkemah pada saat musim dingin. Keluarga itu bahkan berenang di laut, namun tak satupun anaknya yang mengalami sakit. Full content generated by Get Full RSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar