Republika Online |
Posted: 13 Dec 2011 06:38 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten menggelar kegiatan wisata kuliner yang dipusatkan di alun-alun Kabupaten Pandeglang, Selasa (13/12). Plh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Banten, Turmudzi, mengatakan generasi muda lebih menyukai makanan siap saji ala Barat dibandingkan makanan khas daerah. "Kondisi itu menjadi tantangan tersendiri bagi kami dalam menciptakan, mengkreasikan, serta menarik kawula muda untuk menyukai makanan khas kita," katanya. Ia mengatakan kegiatan wisata kuliner ini sebagai upaya untuk mengembalikan selera anak muda terhadap makan khas nusantara, selain untuk menarik minta wisatawan berkunjung ke berbagai daerah di Provinsi Banten. Di lokasi wisata kuliner tersebut disuguhkan berbagai jenis makan khas Provinsi Banten, seperti jonorang, rengginang, otak-otak, gipang, opak, bubur sop dan angeun lada. Setiap stan tampak dipenuhi pengunjung, dan banyak dari mereka membeli makanan khas untuk oleh-oleh. Kegiatan tersebut juga menarik perhatian masyarakat dan kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan Kabupaten Pandegelang. Full content generated by Get Full RSS. |
Menkes: Kebersihan Mampu Cegah Hepatitis A Posted: 13 Dec 2011 01:12 AM PST REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang menimpa 90 siswa di SMKN 2 Sawangan dan tujuh siswa di SMAN 4 di Depok mengundang komentar dari Menteri Kesehatan RI, Endang Rahayu Sedyaningsih. Endang mengatakan, sebetulnya virus Hepatitis A ada di mana-mana. Apalagi Indonesia merupakan negara endemis penyakit tersebut. Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang kebersihannya kurang terjaga. Oleh karena itu, setiap muncul kasus Hepatitis A, kata Endang, pasti menjadi KLB. Hal itu disebabkan sumber penularannya hanya dari satu sumber. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Setiap tahun kasus Hepatitis A selalu ada. Sebelumnya, pada Rabu (7/12), 104 santri Pondok Pesantren Assidiqiyah di Batu Ceper, Kota Tangerang mengalami pusing dan mual. Dari keterangan para siswa, mereka mulai merasa mual, pusing dan lemas usai mengonsumsi es yang mereka beli di kantin pondok pesantren. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Herry Suharyanto, mengatakan pihaknya telah mengambil sampel air, es teh, es mambo dan jajanan santri untuk dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, bisa diketahui tiga hari ke depan. Herry belum bisa memastikan apakah gejala yang dikeluhkan santri disebabkan oleh virus Hepatitis A. Namun, ia membantah jika terjadi keracunan. Pasalnya, tidak ada santri yang muntah. "Sekolah harus memperhatikan kehigienisan dari kantinnya. Penjual makanan juga harus diperiksa kebersihannya secara berkala, karena bukan hanya bisa menyebabkan Hepatitis tapi juga diare," ujar Endang. Ketika akan dikonfirmasi untuk mengetahui hasil pemeriksaan Dinkes terhadap sampel yang diambil dari Pondok Pesantren Assidiqiyah, baik Herry maupun Sekretaris Dinkes Kota Tangerang Wibisono sedang mengikuti rapat. Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from Republika Online - Gaya Hidup RSS Feed To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar