KOMPAS.com - Internasional |
Pekerja Bandara Mogok, Penerbangan Libya Kacau Posted: 14 Dec 2011 03:27 AM PST TRIPOLI, KOMPAS.com — Pengawas lalu lintas udara di Libya melancarkan pemogokan pada Selasa (13/12/2011) sehingga memengaruhi penerbangan di ibu kota negeri itu, Tripoli, dan kota besar lain, kata beberapa pejabat penerbangan. Libya telah berusaha mengembalikan kegiatan seperti biasa setelah perang saudara yang menggulingkan orang yang lama menjadi pemimpin negeri tersebut, Moammar Khadafy. Namun, masalah keamanan dan kekacauan masih mengganggu angkutan. Pengawas lalu lintas udara meninggalkan pekerjaan mereka pada Selasa pagi sebab mereka tak senang dengan pengangkatan manajemen baru, kata seorang sumber di penerbangan. Pemogokan tersebut memengaruhi bandar udara di ibu kota Libya, Tripoli; kota Benghazi di bagian timur; dan Sabha di Libya selatan. Tidak jelas jumlah penerbangan yang terpengaruh. Seperti diketahui, beberapa perusahaan penerbangan internasional mengoperasikan penerbangan ke Libya setiap hari. Komandan satuan milisi yang menguasai Bandara Internasional Tripoli, Mukhtar Al-Akhdar, mengatakan, penerbangan dilanjutkan setelah pukul 16.00 waktu setempat, dan tak ada pesawat sipil yang telah diperkenankan mendarat atau berangkat sebelum waktu itu. "Satu pesawat Tunisia akan datang ... ke Tripoli hari ini, mereka tak bisa menerimanya," kata Al-Akhdar sebagaimana dikutip Reuters. "Menara memberitahu pilot dan ia terbang ke Djerba (di Tunisia selatan di dekat perbatasan dengan Libya)." Pengawas lalu lintas udara gagal memberi perusahaan penerbangan pemberitahuan 72 jam yang diperlukan mengenai pemogokan sehingga menambah parah dampak pemogokan, kata pemimpin dinas penerbangan sipil Libya, Abdelrezzag Zaatout. Setelah perundingan dengan pihak manajemen, para pekerja sepakat untuk kembali bekerja, katanya. "Mereka akan kembali ke pekerjaan mereka dan tuntutan mereka akan dipenuhi," ia mengatakan kepada Reuters, tanpa memberi perincian. Pada November, perusahaan penerbangan Tunisia sempat menghentikan penerbangan ke Tripoli setelah sekelompok pemrotes, sebagian bersenjata, mendatangi tarmac di bandar udara Mitiga di kota itu dan mencegah satu jet Tunisia lepas landas selama beberapa jam. Tunisia juga telah menutup dua pos penyeberangannya dengan Libya dan menyatakan bahwa Tripoli gagal mengendalikan milisi yang tak bisa diatur di daerah tersebut. Full content generated by Get Full RSS. |
Korban Tewas di Pasar Natal Belgia Jadi 5 Orang Posted: 14 Dec 2011 03:27 AM PST LIEGE, KOMPAS.com - Serangan dengan granat dan senjata di pasar Natal kota Liege, Belgia timur, Selasa (13/12/2011) menyebabkan lima orang tewas, termasuk penyerang, dan 119 orang lainnya cedera, kata pihak berwenang. Seorang bayi usia 23 bulan meninggal di rumah sakit pada Selasa malam setelah terluka dalam serangan di alun-alun di pusat kota itu, kata Katrin Delcourt, juru bicara kantor gubernur Provinsi Liege. Korban tewas yang lain adalah dua remaja pria usia 15 dan 17 tahun, dan seorang perempuan 75 tahun, kata Danielle Reynders, seorang jaksa penyidik Liege, kepada wartawan. Sekitar 52 orang yang cedera dirawat petugas medis di sebuah rumah sakit lapangan yang didirikan di dekat tempat kejadian, kata jaksa itu. Sementara korban lain pergi ke rumah sakit terdekat di daerah tersebut. Polisi khawatir korban tewas akan bertambah. Penyerang diidentifikasi sebagai Nordine Amrani (33 tahun), dari Liege, kata Reynders. Ia juga tewas. Dalam serangan itu ia melemparkan tiga granat dan melakukan tembakan dari atap gedung ke alun-alun yang ramai di dekat gedung pengadilan, kata Reynders. Amrani bertindak sendirian dalam serangan di alun-alun Istana St Lambert itu, dan polisi tidak mencari tersangka lain. Ia menambahkan, Amrani berangkat dari rumahnya dengan membawa sebuah pistol, senapan semi-otomatis dan sejumlah granat dalam tasnya. Menurut dia, Amrani sebelumnya telah dihukum terkait pelanggaran kasus narkoba dan kepemilikan senjata. Ia sedang dalam masa bebas bersyarat. Polisi juga sudah memanggil dia terkait sebuah investigasi lain yang sedang berlangsung. Namun, dia tidak pernah didakwa terkait kasus terorisme. Reynders mengatakan, petugas belum dapat menjelaskan motif serangan itu. Delcourt, juru bicara kantor gubernur Provinsi Liege, mengatakan kepada CNN, Amrani dalam status bebas bersyarat. Namun dia tidak bisa memberikan rincian tentang penyelidikan polisi. Masih belum jelas apakah Amrani tewas bunuh diri atau tewas ketika salah satu granat meledak di wajahnya, kata Delcourt. Salah satu senjata yang dimiliki Amrani, yaitu sebuah senapan otomatis ringan, merupakan senjata standar tentara Belgia, kata Delcourt lagi. Sebuah sumber di pihak keamanan senior Belgia, yang telah diberitahu tentang penyelidikan itu tapi tidak mau disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan kepada CNN, rencana pertemuan Amrani dengan polisi yang dijadwalkan Selasa adalah untuk menyelidiki kasus dugaan pemerkosaan. Menurut sumber itu, Amrani berada di tempat yang tinggi di atas alun-alun ketika dia mulai melemparkan granat ke dalam kerumunan orang dan kemudian menembak, sebelum ia menembak dirinya di kepala dengan pistolnya. Pihak berwenang akan melakukan autopsi untuk mengetahui apakah ia berada di bawah pengaruh obat selama serangan yang telah mengejutkan Belgia itu, kata sumber tersebut. Dia mengatakan, selama 40 bulan masa hukumannya di penjara, Amrani tidak didiagnosis menderita gangguan mental atau dianggap telah dipolitisasi sebelum akhirnya dibebaskan secara bersyarat. Sumber itu mengatakan, pihak berwenang tidak menemukan Amrani punya hubungan dengan terorisme. Seorang warga Liege, Kevin Hauzeur, mengatakan kepada CNN bahwa ia merunduk guna mencari perlindungan saat mendengar suara "ledakan besar dan dua atau tiga tembakan" di pusat kota itu. Banyak orang berada di tempat itu pada waktu itu untuk berbelanja di pasar Natal, kata Hauzeur. Orang banyak "berputar-putar, menangis. Itu benar-benar kacau," katanya. Ia mengatakan, dirinya melihat apa yang tampaknya merupakan mayat si penyerang sebelum polisi membersihkan kawasan itu. Polisi mengatakan kepadanya, pria itu telah menembak dirinya, kata Hauzeur. Raja Albert II dan Ratu Paola pergi ke Liege untuk bertemu walikota, gubernur dan para pekerja Palang Merah serta petugas layanan darurat menyusul serangan tersebut. Demikian kata istana kerajaan Belgia kepada CNN. Perdana Menteri Elio Di Rupo juga berkunjung ke Liege, kata juru bicaranya. Full content generated by Get Full RSS. |
You are subscribed to email updates from KOMPAS.com - Internasional To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar