Jumat, 09 Desember 2011

ANTARA - Mancanegara

ANTARA - Mancanegara


Kinshasa rusuh, tiga tewas

Posted: 09 Dec 2011 07:49 PM PST

Polisi Kongo menghadang rival utama Presiden Joseph Kabila di bandara Kinshasa (REUTERS/Finbarr O'Reilly/ox/11.)

Berita Terkait

Kinshasa (ANTARA News) - Beberapa permukiman di Kinshasa dilanda kerusuhan dan tiga tiga orang tewas, setelah pengumuman resmi hasil sementara pemilihan presiden, Jumat sore (9/12), di Republik Demokratik Kongo (DRC).

"Tiga orang tewas dan beberapa orang lagi cedera di permukiman Ngiri-Ngiri dan Makala," kata juru bicara Polisi Nasional di DRC.

Di Ngiri-Ngiri, salah satu kota kecil paling miskin di Kinshasa, orang melemparkan batu ke jalan-jalan.

Menurut hasil yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Independen Nasional (CENI), Jumat, Presiden petahana (incumbent) Joseph Kabila unggul dengan meraih 48,95 persen suara. Sementara itu, pesaing terdekatnya, Ketua Uni bagi Kemajuan Sosial dan Demokrasi (UDPS) Etienne Tshisekedi, mengumpulkan 32,33 persen suara, dalam pemilihan umum yang diselenggarakan 28 November.

Namun, Tshisekedi mengumumkan dirinya sebagai "Presiden DRC" beberapa jam setelah CENI mengumumkan hasil sementara pemilihan umum tersebut.

Sekretaris Jenderal UDPS Jacquesmain Shabani, mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu, bahwa "UDPS sedang menyiapkan tanggapan."

"Tshisekedi, Presiden! Tshisekedi, Presiden!" demikian suara teriakan yang dapat terdengar di antara kepulan asap dari ban yang dibakar di jalan.

Di permukiman Mong-Ngafula, sebanyak 30 pemrotes menerobos ke dalam satu gedung perusahaan China. Mereka belakangan dibubarkan oleh polisi, kata staf perusahaan itu kepada Xinhua melalui telefon.

Polisi dan pasukan keamanan telah dikerahkan dalam beberapa hari belakangan untuk bersiap menghadapi kerusuhan yang mungkin terjadi di ibu kota negeri itu dan kota besar lain. Sementara itu, kerusuhan telah reda sebelum digelar pengumuman mengenai pemenang pemilihan umum tersebut.

"Untungnya, situasi masih terkendali," kata Kolonel Polisi Jean-Pierre Alimasi. Ditambahkannya, "Polisi dalam waktu beberapa jam akan memindahkan semua barikade yang telah dipasang di kota kecil tempat kerusuhan terjadi."

Kebanyakan wilayah Kinshasa, seperti Limete, dan Linkouala Kasavubu, tetap tenang.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Sri Lanka protes serangan NATO di Pakistan

Posted: 09 Dec 2011 07:37 PM PST

Kolombo (ANTARA News) - Sri Lanka pada Jumat mengadakan aksi protes mengutuk serangan udara NATO bulan lalu yang menewaskan 24 tentara Pakistan di perbatasan dengan Afghanistan.

Diselenggarakan oleh salah satu sekutu pemerintah yang berkuasa, Front Nasional Kebebasan (NFF) dan Perhimpunan Persahabatan Sri Lanka- Pakistan, protes itu mengutuk serangan NATO dan mengungkapkan solidaritas terhadap Pakistan, kata seorang juru bicara.

"Serangan itu merupakan salah satu kejahatan keji yang dilakukan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan sebagai orang Sri Lanka kami sangat mengutuk serangan itu," kata Mohamed Muzamil, juru bicara NFF kepada Xinhua.

Sejumlah politisi, kebanyakan dari pemerintah yang berkuasa bersama-sama dengan sejumlah besar pendukung Perhimpunan Persahabatan Sri Lanka-Pakistan berpartisipasi dalam protes yang diadakan di sebuah lapangan umum di jantung ibu kota Kolombo.

Sri Lanka telah menjalin hubungan diplomatik sangat erat dengan Pakistan di berbagai bidang, termasuk perdagangan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, teknik, kereta api, pariwisata dan pertahanan.

Selama perang etnis terhadap pemberontak Macan Tamil Eelam yang berakhir pada Mei 2009, Pakistan muncul sebagai salah satu pemasok senjata terkemuka untuk negara kepulauan kecil itu.

Menyusul serangan November NATO, Pakistan telah meningkatkan sistem pertahanan udara di perbatasan Afghanistan untuk membuatnya mampu menembak jatuh pesawat-pesawat yang melanggar wilayah kedaulatannya.

Akibat dari serangan itu Amerika Serikat telah menyampaikan belasungkawa, tetapi Pakistan dilaporkan akan meninjau semua hubungan diplomatiknya, militer dan intelijen dengan Amerika Serikat dan NATO setelah insiden tersebut.

Segera setelah serangan itu pemerintah Pakistan juga memblokir rute pasokan penting untuk pasukan NATO berperang di Afghanistan dan mengusir pasukan AS dari pangkalannya.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar