Selasa, 06 Desember 2011

ANTARA - Berita Terkini

ANTARA - Berita Terkini


Gedung Putih cela pemboman bunuh diri di Afghanistan

Posted: 06 Dec 2011 05:53 PM PST

Jay Carney. (REUTERS)

Berita Terkait

Video

Washington (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Amerika Serikat (AS) "dengan keras mengutuk" dua pemboman bunuh diri pada Selasa (6/12) yang menewaskan sedikit-dikitnya 59 orang dan melukai 154 orang lagi di Kabul, dan Mazar-i-Sharif , demikian pernyataan Gedung Putih.

Banyak korban adalah perempuan, anak kecil dan peziarah yang sedang memperingati Asyura, salah satu hari besar Islam, juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan, "AS terus mendukung rakyat Afghanistan melawan terorisme."

"Belasungkawa dan fikiran kami bersama mereka yang menjadi korban aksi kejam ini," ujarnya.

Pemboman itu terjadi sehari setelah konferensi internasional berakhir di Bonn, Jerman, mengenai masa depan Afghanistan setelah tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan AS ditarik pada penghujung 2014.
(Uu.C003/A011)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Komisaris HAM PBB kutuk kekerasan di Yaman

Posted: 06 Dec 2011 05:47 PM PST

Seorang pengunjuk rasa dengan kedua jari terbalut pita berwarna bendera Yaman, mengacungkan kedua jarinya saat aksi unjuk rasa menentang kemungkinan kesepakatan imunitas atas Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh di Sanaa, Kamis (10/11). Seorang utusan PBB kembali ke Yaman Kamis kemarin untuk mencoba membujuk Presiden Ali Abdullah Saleh untuk mundur di bawah rencana perantara daerah Teluk untuk menghentikan kerusuhan berbulan-bulan, yang kembali merebak di Taiz setelah pasukan keamanan menembaki para pengunjuk rasa. (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)

Berita Terkait

Jenewa (ANTARA News/AFP) - Kepala badan hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Navi Pillay, pada Selasa (Rabu WIB) mengutuk gelombang baru kekerasan di Yaman karena lebih dari 30 orang, termasuk tiga anak, dilaporkan tewas.

"Warga sipil tak bersenjata, termasuk anak-anak yang sangat muda, telah tertembak dan tewas atau dengan luka serius," kata Komisaris Tinggi PBB untuk HAM (UNHCHR) itu.

Ia menegaskan, "Mengejutkan dan sangat mengecewakan bahwa meskipun ada perjanjian dan gencatan senjata yang berhasil, pasukan keamanan pemerintah terus menggunakan amunisi tajam terhadap demonstran."

Lebih dari 30 orang dilaporkan tewas sejak pekan lalu dalam bentrokan di kota terbesar kedua di Yaman, Taez. Oposisi menyalahkan rezim pemerintahan atas kekerasan mematikan itu.

Pillay minta pada pasukan keamanan Yaman dan pasukan bersenjata anti-pemerintah untuk melakukan pengekangan diri.

"Kekerasan pasti bukan cara untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang Yaman hadapi. Pemerintah harus dengan segera menjamin bahwa kekuatan yang mematikan dan senjata berat tidak digunakan terhadap para demonstran damai," ujarnya.

Ia menyerukan penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Taez, dan  orang-orang yang bertanggung jawab harus diadili.

Selain itu, ia juga minta staf dari UNHCHR diberi akses segera untuk menilai situasi hak asasi manusia di tempat itu.
(Uu.S008)

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Full content generated by Get Full RSS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar